Hi to all my readers. Di kesempatan kali ini aku akan ngeshare autobiografi tentang diri ku sendiri. Karena ada banyak bgt yang ingin aku tulis, mungkin hanya ini dulu, kelanjutannya akan aku sambung di lain waktu.
Here we go :
Pada tanggal 10
Oktober 1997 di RS klinik bersalin Joshua Lubuk Pakam lahirlah saya ke dunia
ini sebagai anugerah dari Allah SWT. Orang tua saya, Ir.Arwoto (ayah) dan
Sulawasih.SPd (ibu) memberikan nama “Ilham Johari” yg berarti “petunjuk ke
bintang timur” kepada bayi tersebut dan dengan nama pemberian orang tua saya
itu saya sangat bangga sampai saat ini. Ada sebuah cerita unik saat proses
kelahiran saya. Saya berasal dari keluarga yang religius. Saya lahir di sebuah
rumah sakit bersalin Katolik, saat saya lahir para suster – suster yang
membantu proses persalinan ibu saya menyanyikan lagu lagu rohani yang biasa
digunakan oleh pemeluk agama Nasrani, dan ketika itu pula Ayah saya menangis
dan mengusir para suster – suster tersebut. Suasana pun agak ricuh saat itu.
Setelah para suster – suster tersebut pergi, saya langsung di azankan oleh Ayah
saya. Kurang lebih seperti itu lah kejadian yang terjadi pada waktu itu. Saya adalah anak sulung dari 3
bersaudara. Adik- adik saya bernama Muharnanda Husairi (16 tahun) dan Hasrina
Maulani (12 tahun).
Saya adalah seorang
laki – laki yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat sederhana. Walaupun kedua
orang tua saya adalah PNS, namun kedua orang tua saya sangat menekankan untuk
hidup sederhana. Beliau berpesan kepada kami sejak kecil “kita harus terbiasa
hidup susah agar suatu saat nanti jika kita “gagal” dan kesulitan dalam masalah
ekonomi, kita sudah enggak terkejut lagi dan selalu berusaha keras untuk
bertahan hidup.” Pesan orang tua saya tersebut seakan sudah mendarah daging ke
diri saya.
Masa kecil saya,
saya habiskan di rumah nenek saya di Sei Buluh. Saat kecil, saya adalah anak
yang sangat ingin tahu dan sangat aktif dalam mencari tahu segala hal yang ada
didepan mata saya. Karena rasa ingin tahu saya yang sangat besar itu, saya
sering merusakkan barang – barang Elektronik di rumah nenek saya, namun
keluarga besar saya bukannya marah, mereka malah senang karena kelakuan saya
itu. Pada saat usia saya 2 tahun, keluarga saya pindah ke kota Pematangsiantar
karena Ayah dan Ibu saya pindah tugas. Menempati rumah baru dan lingkungan yang
baru membuat saya sangat senang karena dapat menemukan teman – teman yang baru.
Karena setiap harinya Ayah dan Ibu saya bekerja dan pulangnya pada sore hari,
maka saya dan adik saya diasuh oleh tetangga saya yang dipekerjakan oleh orang
tua saya.
Pada usia 3
tahun, orang tua saya mulai mengenalkan saya dengan membaca, menulis, berhitung
dan menggambar. Ayah saya sangat keras dalam mendidik saya namun hal itu
berbuah manis. Pada saat saya masuk SD, saya sudah dapat membaca dan sudah mahir
dalam berhitung. Saya tidak masuk TK, karena ayah saya yakin didikannya kepada
saya lebih baik daripada jika saya sekolah TK. Jika dilihat kebelakang hal itu
memang benar.
Tidak seperti
anak – anak kecil lain yang sering dimanjakan oleh orang tuanya, saya berbeda.
Sejak kecil, orang tua saya tidak pernah memberikan saya mainan atau sepeda
atau apapun yang saya minta untuk bersenang – senang. Hal itu karena orang tua
saya ingin anak – anak nya menghargai susahnya mencari uang dan agar mengerti
mana barang – barang yang sifatnya penting untuk dibeli dan mana yang sifatnya
hanya untuk bersenang – senang saja. Orang tua saya mengajarkan agar kami
selalu berhemat demi keperluan yang lebih penting masa mendatang. Namun jika
yang saya minta berhubungan dengan pendidikan, orang tua saya pasti selalu
memenuhinya. Bahkan terkadang tidak saya minta pun sudah diberikan.
Saya memulai
pendidikan saya di SDN 094153. Sejak dari kelas 1 – kelas 6 SD saya selalu
menjadi ketua kelas dan selalu mendapatkan ranking 1. Itu semua berkat ayah
saya yang dengan sabar dan serius dalam mengajari saya. Ayah saya juga
mengajari saya dalam menggambar sehingga menggambar menjadi hobi saya dan saya
selalu menggambar jika ada waktu luang. Saya juga pernah mendapat prestasi
dalam menggambar. Diantaranya adalah
juara 1 menggambar tingkat Kecamatan dan juara 3 menggambar tingkat
Kabupaten saat saya kelas 5 SD. Selain menggambar, saya juga punya prestasi di
bidang Matematika walaupun hanya sebatas tingkat Kecamatan, yaitu juara 1 matematika
2 tahun berturut-turut saat saya kelas 4 dan 5.
Pada kesempatan kali ini saya akan
menceritakan aktifitas – aktifitas yang saya lakukan setiap harinya saat masih
duduk di bangku Sekolah Dasar. Setiap harinya saya pergi sekolah pkl.06.30 WIB
dengan berjalan kaki. Jarak rumah saya ke sekolah kurang lebih 1km. Karena saya
tinggal di sebuah Desa (bernama : Karang Anyar) akses menuju sekolah saya, saya
tempuh lewat betengan sawah agar lebih cepat sampai. Butuh waktu sekitar 20
menit agar saya nyampai di sekolah. Aktifitas yang kami lakukan di sekolah pada
pagi hari adalah senam. Setelah senam, kami akan masuk ke kelas masing – masing
untuk memulai kegiatan belajar mengajar.
Ada hal lucu
saat disekolah yang gak pernah saya lupakan. Saya tinggal di kab.Simalungun,
otomatis pelajaran Muatan Lokal nya adalah pelajaran Bahasa Simalungun. Desa
saya ini mayoritasnya adalah suku Jawa. Bahkan sehari – sehari kami menggunakan
50% bahasa jawa dicampur dengan 50% bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan
sesama. Bahkan orang batak pun gak bisa bahasa batak dan mahir nya menggunakan
bahasa Jawa. Hal lucu terjadi setiap kali ujian Bahasa Simalungun. Bukannya
pening mikirin jawaban nya, kami malah terus tertawa terbahak – bahak dengan
soal yang ada di depan mata kami. Guru saya pun sangat toleran kepada kami.
Mengisi jawabannya pun kami lakukan dengan cara “cap cip cup mana yang benar”.
Sungguh kenangan yang berharga bagi saya.
Sepulang dari
sekolah, biasanya saya dengan teman – teman saya pasti akan mandi di Sungai.
Sungai di desa saya air nya masih sangat jernih jadi tidak perlu khawatir
dengan kebersihannya. Setelah mandi di sungai, biasanya kami akan bermain
permainan tradisional yang sekarang ini sudah sangat jarang di temui.
Diantaranya adalah main kelereng, gambaran, kertas buku, patok lele, samberlang
dll dan biasanya ada musim – musim tertentu dalam memainkan permainannya.
Contohnya bulan ini musim kelereng, maka semua anak – anak di desa saya akan
bermain kelereng. Hal yang sangat membanggakan adalah jika kita paling hebat
dalam suatu permainan, maka semua orang akan memuji – muji kita.
Setelah puas
bermain, saya akan pulang kerumah saya untuk bersiap pergi mengaji. Saya mengaji
di MDA Nurul Arafah dan masuk pada pukul 15.00 WIB. Saya pergi ke tempat
pengajian juga dengan berjalan kaki. Jaraknya kira – kira dari rumah saya
adalah 1,5 km. Medan yang saya lewatin juga betengan sawah dan pinggiran
sungai. Di tempat pengajian ini saya belajar membaca Al-Quran, bahasa arab,
fiqih, aqidah akhlak, sejarah islam, dan juga kaligrafi. Sejak saya berumur 5
tahun saya sudah mengaji tempat ini sehingga pengetahuan saya tentang agama
juga sangat berkembang pesat. Masa pendidikan saya di MDA Nurul Arafah
berakhir ketika saya menginjak kelas 5
SD. Ya, saya lulus dari tempat pengajian tersebut.
Aktifitas saya
di malam hari adalah les Bahasa Inggris. Sejak kelas 3 SD – 6 SD saya belajar
bahasa Inggris dengan guru privat saya. Alasan saya diberikan les privat Bahasa
Inggris oleh ayah saya adalah karena ayah saya sangat menyesal karena beliau
tidak bisa bahasa Inggris dan menyianyiakan kesempatan untuk bekerja di
perusahaan asing. Sejak saat itulah ayah saya menaruh tekad dalam dirinya kalau
anak – anaknya harus bisa berbahasa Inggris. Les saya dimulai pada pukul 20.00
s/d 21.00 WIB. Setelah selesai les saya langsung mengerjakan PR yang diberikan
oleh guru saya di sekolah.
Aktifitas saya
pada hari Minggu adalah, saya mengaji di Masjid Nurul Hikmah di kota
Pematangsiantar yang masuk pada pukul 08.00 WIB. Jarak dari rumah saya sekita
14 km dan dapat ditempuh dengan naik bus dengan menempuh jarak sekita 30 menit.
Di tempat ini saya mendalami Kaligrafi. Di pengajian ini, banyak murid – murid
nya yang meraih prestasi MTQ sampai ketingkat Nasional. Di masjid ini ada
beberapa bidang khusus yang dapat dipelajarin oleh murid – murid nya. Ada
Tilawatil Quran, Tahfiz Quran, Tajwid Alquran, Kaligrafi, dsb. Murid nya juga
sangat banyak dan sangat ramah. Kami dibimbing oleh masing – masing al-Ustad
yang ahli dibidang nya masing – masing. Selama saya belajar kaligrafi disini,
saya pernah juga juara 3 MTQ.
Demikian lah
cerita singkat masa – masa SD saya. Selanjutnya saya akan menceritakan tahap
berikutnya yakni masa masa SMP. SMPN 1 Pematangsiantar adalah SMP ungulan di
kota saya Pematangsiantar. Di tempat ini juga Ibu saya mengajar. Ibu saya mengajar
mata pelajaran Geografi. Awal masa – masa SMP saya, saya agak kurang dapat
beradaptasi dengan logat bahasa. Ya, saya yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa
bertemu dengan sebuah lingkungan yang 98% adalah suku batak. Sangat sering saya
ditertawain teman – teman karena bahasa saya yang menurut mereka lucu. Namun
seiring berjalan nya waktu, saya pun mulai terbiasa dengan bahasa dan logat
mereka.
Di SMP juga,
saya adalah ketua kelas. Dari kelas VII s/d IX. Saat SMP saya mengikutin
organisasi kepramukaan. Saya sudah beberapa kali mengikuti kemah dan yang
paling berkesan menurut saya adalah saat di Taman Eden 100 selama 4 hari tiga
malam. Saat berkemah, saya menyadari bahwa persahabatan itu sangat lah hangat.
Sedih bersama, susah bersama, senang bersama. Begitu menyenangkan. Saat kami
menjelajah, kami dituntut untuk dapat menjaga diri kami sendiri karena ada rute
yang mewajibkan kami menuruni jurang dengan bermodalkan seutas tali dan tanpa
pengaman. Namun karena kebulatan tekad dan keberanian, akhirnya kami semua
bisa melaluinya. Taman Eden itu adalah
tempat yang sangat indah. Banyak sekali pohon – pohon langka dari seluruh dunia
yang sangat dirawat oleh pihak pengelola. Sepanjang perjalanan yang kira – kira
10km, kami banyak menemukan pohon Kantung Semar yang sangat lestari di taman
itu. Pemandangan yang indah itu semakin menambah semangat kami untuk berkemah.
Ada juga momen – momen yang gak terlupakan saat itu. Ada teman saya yang
mengaku – ngaku pandai masak, maka urusan memasak kami serahkan kepada dia. Eh
ternyata hasil masakan nya sangat parah. Nasi nya gosong tapi keras. Mau gak
mau ya terpaksa kami makan. Begitupun ada juga yang gak kebagian, dan pada
akhirnya teman saya ini enggak makan nasi. Yang ada saat itu cuman keseruan
bersama teman – teman.
Menurut saya
masa SMP adalah masa yang paling berkesan dalam hidup saya sampai sekarang ini
karena di masa ini saya mempunyai segalanya. Saya punya banyak teman dengan
segala kepribadian yang sangat lucu – lucu. Teman satu kelas saya kelas IX – 2
adalah segalanya bagi saya. Walaupun nilai saya gak terlalu bagus namun hal
yang lebih besar dari itu adalah kebersamaan dengan teman – teman. Dan di masa
SMP, saya menyukai seorang cewek yang bernama almh.Nabyla Ishma. Dia adalah
sekretaris saya di kelas dengan saya sebagai ketua kelas nya. Namun saya tidak
pernah mengungkapkan nya dan sekarang saya sangat menyesal karena dai sudah
tiada. Di pandangan mata saya, enggak ada 1 pun kekurangannya. Benar – benar
perempuan yang sangat sempurna. Sangat pintar, baik, ramah, jago menggambar,
dan juga soleha. Di masa – masa SMA nanti saya akan menjelaskan kenapa dia
meninggal.
Momen – momen
yang paling gak terlupakan di masa – masa SMP adalah saat perpisahan. Pada saat
itu adalah hari terakhir UN. Saya dan semua teman cowok saya di kelas IX-2
pergi kerumah saya untuk menginap selama 1 malam. Sebelum kami pergi kerumah
saya, kami menjemput teman kami yang bernama Dippos di rumahnya di Nommensen.
Karena kami sudah lama tidak kerumah nya ternyata kami salah jalan. Kami
terjebak di jalan buntu yang terdiri dari barisan kawat – kawat tajam. Namun
ada lubang setinggi kira – kira 25 cm dari tanah yang hanya dapat dilewatin
dengan merayap. Tanpa disangka – sangka ada seekor anjing yang mengejar kami
dari belakang sementara jalan di depan sudah buntu. Disitu kami sangat takut
dan tidak tahu akan berbuat apa – apa. Namun ada 2 orang teman saya yang sangat
ketakutan sehingga mereka berdua lari kearah samping dan pada akhirnya anjing
tersebut mengejar kedua teman saya ini. Mengetahui hal ini kami langsung satu
persatu merayap melewati celah sempit tersebut. Setelah itu kami tertawa
terbahak – bahak memikirkan hal barusan yang terjadi. Kami pun tidak tahu apa
yang terjadi pada kedua teman saya yang berkorban demi kami itu. Setelah
menjemput Dippos, kami pergi ke rumah saya dan saat di perjalanan kami bertemu
dengan teman kami tadi yang dikejar – kejar anjing. Mereka kelihatan sangat
kelelahan. Dengan naik bus, kami pergi kerumah saya.
Ada sekitar 14
orang yang kerumah saya. Pada saat nyampai, saya langsung mengajak mereka
berolahraga. Dirumah saya, ada yang bermain Tenis Meja, Badmintan, dan Sepak
bola. Semua itu dapat dilakukan bersamaan karena halaman rumah saya yang cukup
luas. Pada sore hari nya, kami memanggang Ayam dan ikan Mujahir. Gak tanggung –
tanggung ada 4kg daging ayam, dan 5 ekor ikan Mujahir ukuran besar yang kami
panggang. Kami memanggang ikan tersebut dibantu oleh ayah saya. Pada malam
harinya kami bermain game bersama – sama dan makan banyak cemilan dan pada
tengah malam, barulah kami memakan bersama – sama ikan yang kami panggang tadi.
Benar – benar momen yang gak terlupakan. Pada pagi harinya kami mandi di
pemandian Karang Anyar yang berjarak 800m dari rumah saya. Cukup dengan berjalan
kaki, kami berangkat. Saya sangat bersyukur rumah saya dekat dengan objek
wisata. Demikian lah cerita saya di masa – masa SMP.
Selanjutnya
adalah masa – masa SMA. Ya. Masa – masa saya mulai serius dengan cita cita
saya. Saya bersekolah di SMAN 4 Pematangsiantar yang merupakan sekolah unggulan
di kota Pematangsiantar. Awalnya saya tidak berniat untuk sekolah disini, namun
karena motivasi dari almh.Nabyla, saya ikut dalam testing seleksi masuk. Saya
ingat ada 2000an siswa yang mendaftar namun hanya diterima sekitar 360an orang.
Dengan persiapan yang cuman 1 hari, saya dengan ragu ikut seleksi ini. Namun
hasil yang enggak di duga – duga, saya berhasil mendapatkan ranking 188 dari
360 orang yang diterima.
Masa – masa SMA
saya tidak sebagus masa – masa SMP saya. Di masa ini ada peristiwa besar yang
terjadi. Saya kehilangan orang yang saya sangat kagumi. Pada tanggal 28
Februari 2013 peristiwa itu terjadi. Almh.Nabyla adalah seorang siswi yang ikut
dalam organisasi Paskibra dan pada hari itu mereka akan berkemah dan mengikutin
kegiatan kepelatihan di sebuah tempat yang agak jauh dari kota saya (nama
tempatnya saya lupa). Pada sore hari, bus yang mengangkut rombongan Paskibra
mengalami kecelakaan dan masuk kedalam sungai setelah menabrak dinding pembatas
jalan. Kabar peristiwa itu saya dengar oleh sms dari teman saya pada malam hari
nya. Seakan tidak percaya, saya mencari kebenaran berita itu, saya menghubungi
semua teman saya dan akhirnya saya sadar kalau itu memang benar bahwa ada 4
orang yang meninggal dalam persitiwa itu dan salah satu korbannya adalah
almh.Nabyla . Pada malam itu saya sangat sedih dan sangat merasa kehilangan.
Sepanjang malam air mata saya terus mengalir. Bukan mendramatisir keadaan,
namun hal itu memang sangat menyedihkan bagi saya. Saya ambil air wudhu lalu
saya shalat dan memohon doa kepada Allah SWT agar di hapuskan segala
kesalahannya. Keesokan hari nya, disekolah saya diadakan upacara bendera
setengah tiang. Yang paling menyedihkan adalah saat seluruh siswa mulai
menyanyikan lagu “Gugur Bunga”. Pada saat itu saya menangis terisak – isak.
Saya tidak tahu kenapa namun rasanya saya ingin menangis. Banyak juga teman –
teman saya yang menangis. Ya, SMAN 4 dalam keadaan duka pada saat itu. Jujur
saja dalam 3 bulan pertama setelah itu, saya masih belum bisa terima. 3 bulan
pertama itu, mood saya berubah drastis. Sampai – sampai keluarga saya menegur
saya dengan perubahan karakter saya tersebut. Namun seiring berjalannya waktu,
saya sudah mulai membaik.
Di SMA saya juga menyukai seseorang perempuan. Ya mungkin ini adalah pertama kalinya saya menyukai seseorang pas pertama kali jumpa. Namun karena banyak faktor, saya lebih memilih menyukai dalam kejauhan. Tidak ada niat dalam diri saya untuk memiliki. Saya juga tidak perduli apa yang akan dia lakukan. Bagi saya, kehadirannya disekolah juga sudah cukup. Selain dia, saya juga menyukai seseorang yang satu les dengan saya di kelas 3. Sama seperti sebelum nya saya juga tidak berharap memilikinya. Ada masalah yang sangat rumit yang terjadi saat ini. Dan mungkin untuk kedepannya, autobiografi ini akan saya lanjutkan lagi setelah ini semua berlalu.
Kalau
dibandingkan masa – masa sebelumnya, di SMA porsi belajar saya memang kurang.
Itu memang benar. Namun setelah kelas 3, saya punya keinginan yang kuat untuk
bisa lulus di Perguruan Tinggi Negeri. Cita – cita saya adalah bekerja sebagai
Staff di perusahaan perkebunan. Kemauan saya ini adalah karena ayah saya. Saya
ingin membuktikan kalau keputusan ayah saya dulu itu salah. Ayah saya pernah
bekerja di Sinar Mas (PT.Smart) sebagai staff di perusahaan
perkebunan tersebut. Namun setelah lulus tahap seleksi dan selesai masa
training, baru beberapa bulan bekerja ayah saya malah meninggalkan jabatan nya
tersebut. Memang saat itu ayah saya belum menikah dan masih muda. Dari situ,
ayah saya pernah juga bekerja di PT.Lonsum. Ya. Perusahaan perkebunan juga sebagai
staff juga. Namun karena alasan – alasan yang tidak saya pahami, ayah saya
meniggalkan jabatannya untuk kedua kalinya. Lalu pada akhirnya ayah saya
menjadi PNS.
Tunggu lanjutan dari autobiografi ini....